Jumat, 22 April 2016

Cuti Berbagi (Dompet Dhuafa) di Cianjur


Sebenarnya kegiatan ini sudah berlangsung tanggal 24-26 Maret 2016 silam, tapi baru hari ini sempat nulis, yah saya adalah orang yang suka nulis tapi sekaligus malas melakukannya ha..ha..ha. Ini adalah jenis kegiatan yang pertama kali saya ikuti, kegiatan yang ada hubungannya dengan kerelawanan yang dikordinir sebuah lembaga non profit. Sebelumnya memang ada keinginan untuk mengikuti kegiatan yang sifatnya kerelawanan, jadi ketika ada info tentang kegiatan ini saya langsung mendaftarkan diri.
Kegiatan ini sendiri dilaksanakan di Cianjur, tepatnya di desa Sukaharja. Pesertanya ada sekitar 20 an orang yang berasal dari berbagai daerah di jabodetabek dan dari beragam profesi. Kami berangkat tanggal 24 Maret 2016 dan sebelumnya berkumpul di pick up point yaitu di sebuah mall di daerah Lebak Bulus. Kami berangkat sekitar pukul 23.00 dan sampai di Cianjur pukul 04.00.
Setelah sampai kami breefing sebentar kemudian sholat shubuh dilanjutkan dengan menyiapkan diri untuk kegiatan hari pertama. Hari pertama tanggal 25 Maret 2016 diisi dengan exploring pertanian, pagi-pagi kami berangkat ke sawah yang padinya siap panen, kami ikut memanen(belajar)padi dan ikut pula merontokkan padi dari tangkainya dengan cara dipukulkan ke sebuah alat yang dibuat sedemikian rupa dan yang tak mungkin terlewatkan adalah foto selfie untuk sekedar diupload di timeline media sosial kami (bisa dibilang pencitraan) ha..ha..ha.O iya for you info petani disini adalah penghasil beras non pestisida dan pupuknya sendiri berasal dari pupuk alam bisa dibilang layaknya beras organik yang tentunya baik untuk tubuh kita. Kegiatan ini dilakukan sampai menjelang Dzuhur, setelah istirahat makan dan sholat kegiatan dilanjutkan dengan membajak sawah, lagi-lagi kami sibuk selfie daripada ikut membantu bapak tani membajak sawahnya :D, he..he, setelah itu kami ikut menanam benih padi (tandur = tanam mundur). Kegiatan selesai menjelang sore. Setelah sholat, istirahat dan makan malam hari dilanjutkan dengan diskusi untuk kegiatan keesokan harinya sambil acara ngaliwetan, tau kan nasi liwet ? rasanya mantaf bro, nasi liwet, sambel tomat, ikan asin, jengkol wuiihh..kami sikat dengan lahapnya, entah karena kami sedang lapar,menunya yang enak atau karena tidak ada lagi menu lain,ha..ha..ha tapi yang jelas rasanya benar-benar merasuk kalbu apalagi makan rame-rame dengan alas daun pisang. Ada juga bajigur yang hangat kalau kata mang Saswi mah bikin badan ngoreja dan ngigel ha..ha.. Rencana kegiatan esok hari adalah kami dibagi menjadi dua kelompok, yang satu bertugas mendekorasi ruangan kelas dan kelompok lainnya mengadakan lomba untuk anak-anak TK sampai SD. Tanggal 26 Maret 2016 pagi-pagi kami ke pasar untuk membeli kebutuhan dekorasi dan lomba. Pukul 9.00 kami mulai bersiap melakukan kegiatan, kami mengundang anak-anak sekitar. Anak-anak begitu antusias mengikuti acara sampai selesai. Ada perasaan puas dan haru melihat senyum anak-anak yang tampaknya sangat menikmati kegiatan ini. Kegiatan yang mungkin saja tidak mereka ikuti setahun sekali. Menjelang sore setelah semua kegiatan selesai acara ditutup dengan acara serah terima buku bacaan secara simbolik sekaligus acara pamitan karena kami harus pulang ketempat asal kami masing-masing. Dan akhirnya habis sholat Ashar kami kembali pulang. 
Ada banyak pelajaran dan pengalaman dari mengikuti kegiatan ini. Kami jadi tahu betapa gigihnya perjuangan bapak tani dalam memproduksi beras, dimulai dari menyiapkan benihnya, membajak tanah supaya subur, kemudian merawat tanaman padi tanpa pestisida, kemudian panen. Proses demi proses dilakukan dengan sepenuh hati, kami jadi lebih bisa menghargai apa yang sudah dilakukan para petani. Pun ketika kami mendekorasi ruangan kelas dan mengadakan lomba, betapa kegiatan seperti ini sangat jarang dilakukan di daerah pedalaman berbeda dengan di perkotaan kegiatan seperti ini bisa dilakukan kapan saja dengan kemudahan fasilitas. Anak-anak begitu senangnya membuat kami terharu, kami merasa bahagia bisa berbagi, walaupun mungkin yang kami bagi tidak seberapa. Kami merindukan saat seperti ini, mudah-mudahan suatu saat kami kembali.

Rabu, 20 April 2016

Negeri yang Ramah


Sejak dulu kala bangsa ini dikenal sebagai bangsa yang ramah, orang-orangnya mudah tersenyum dalam menyambut setiap tamu baik asing maupun pribumi sendiri. Bahkan karena keramahannya seolah tidak ada kecurigaan yang terpancar dari bangsa ini ketika ada sebagian dari bangsa asing yang datang ke negeri ini hanya untuk mengeruk segala kekayaan yang tersimpan di negeri ini. Ketika ada seorang pejabat ataupun orang yang terpandang yang bergelimangan uang tersangkut kasus korupsi, narkoba ataupun kejahatan lainnya bangsa ini tetaplah menghormatinya, tetap tersenyum ramah didepannya, karena mungkin ada yang berpikir ketika orang kaya atau pejabat berbuat kejahatan itu tidaklah masalah dan bukan kesalahan. Coba saja lihat di TV ketika seorang kaya atau pejabat tertangkap tangan karena kejahatannya, merekapun masih bisa tebar senyuman sana-sini, dadah-dadah manja ke kamera dan dengan entengnya bilang 'kami sedang diuji sama Tuhan', behh.. siapa yang tidak geregetan melihat seperti ini (ada sih ya paling konco-konconya pejabat yang merangkap jadi penjahat ini.. :). Setahu saya ujian itu hanya untuk mereka yang taat sama Tuhannya saja. Pun setelah dimasukkan ke penjara orang kaya yang jahat ini pun masih bisa merasakan keramahan dari sebagian orang dinegeri ini, dalam penjara mereka masih bisa mendapat fasilitas yang wah seperti saat bebas, yang kasus narkoba masih bisa nyimeng sekalian jadi bandar, bisa ngendaliin bisnis dari balik jeruji, hemm... keren dan greget  kan. Yang punya banyak uang bisa dapat fasilitas AC, spring bed, bisa melihara kucing pula. Kira-kira petugas penjaranya ngapain aja ya, mungkin lagi asyik nonton bola bray, bisa juga nyimeng bareng ha..ha..ha. Selain itu orang kaya itu segala urusannya bisa dipermudah asal mau keluar uang, bikin ini itu semenit bisa jadi, sogok sana sogok sini seolah semua bisa dibeli.
Kemudian coba lihat ketika yang berbuat jahat orang tak berpunya, lain sekali kan perlakuannya. Ketika mereka tertangkap berbuat jahat langsung digebugin, padahal bisa juga korban salah tangkap yaa tetap saja kena gebug. Mereka seolah tak diberi hak membela diri untuk membuktikan bahwa mungkin dirinya tak bersalah. Setiap urusannya diperumit atas nama birokrasi, dioper sana sini bisa bikin makan hati.
Yah..., negeri ini memang ramah terhadap orang yang banyak uang dan sangat kejam terhadap orang miskin. Dan untungnya ini hanya ada dinegeri dongeng.