Akhir-akhir ini marak
pemberitaan tentang LGBT ( Lesbian, Gay,Biseksual, Transgender).
Disini saya mencoba mengutarakan pendapat saya tentang isu LGBT jika
dinilai dari perspektif akal dan agama tentunya sesuai kapasitas saya
sebagai orang awan .Sebelumnya kita cari tahu apa itu LGBT. L akronim
dari Lesbian adalah hubungan seksualitas antara perempuan dengan
perempuan. G akronim dari Gay adalah hubungan seksualitas antara
laki-laki dengan laki-laki. B akronim dari Biseksual adalah seseorang
yang melakukan hubungan seksualitas seorang laki-laki dengan
laki-laki dan juga perempuan sekaligus begitu juga sebaliknya. T
adalah Transgender adalah merubah jenis kelamin dari laki-laki
menjadi perempuan dan sebaliknya tapi bukan disebabkan karena
kelainan misalnya berkelamin ganda ketika lahir atau ketika dalam
masa pertumbuhan.
Ketika kita mengaitkan
segala sesuatu keinginan kita dengan akal pikiran, maka kita berhak
mendapatkan keinginan itu dan tentunya akan memperjuangkannya.Seperti halnya LGBT
dinegeri ini mungkin merupakan kaum minoritas dimana kaum minoritas
dinegeri ini identik dengan perlakuan yaaa.. kira-kira kurang
demokrasilah ( padahal ya tidak semua kok). Kadang-kadang saya
berfikir atas nama HAM keinginan manusia menjadi boleh dan dinilai
benar , yaa itu sih sah-sah saja jika kita menilainya dengan akal
pikiran. Sesuatu yang dinilai dengan akal pikiran sekalipun kurang
benar tetap bisa dilakukan pembenaran dengan cara mencari faktor
faktor yang mendukung sebuah pembenaran itu. Seperti halnya ketika
kita berprasangka buruk terhadap seseorang, maka kita akan
mencari-cari, mengkait-kaitkan sesuatu untuk mendukung pembenaran
prasangka kita padahal apa yang kita sangkakan belum tentu benar.
Apa salahnya sih LGBT, yang penting mereka baik, berprestasi , tidak
korupsi dan tidak mengganggu orang lain mereka juga berhak kok
dapetin apa yang orang 'normal' dapetin. Ketika kita
mendapati pernyataan seperti itu, spontan logika kita berkata, iya
juga apa salahnya sih, kenapa mereka yang mengaku normal mencemaskan
keberadaan LGBT ?. Apalagi ketika sesuatu yang dianggap benar itu
sudah didukung oleh penelitian ilmiah yang melibatkan teknologi yang
menyebutkan LGBT itu bukan penyakit bukan pula penyimpangan hanya
masalah orientasi seks saja, pendapat orang-orang berpengaruh yang
mengatakan kalau kita melarang LGBT berarti kita melanggar HAM,
serta negara maju yang memberikan ruang dan dukungan penuh terhadap
LGBT .maka dimana salahnya LGBT ?
2. LGBT sudut pandang
agama
Kalau LGBT dikaitkan
dengan agama saya yakin agama apapun tidak setuju bahkan melarang
LGBT karena itu adalah melanggar kodrat manusia. Tuhan menciptakan
manusia berpasang- pasangan, lelaki dengan perempuan dari jenis yang
sama artinya manusia dengan manusia, jadi kalaulah ada pasangan
selain itu dianggap menyalahi kodrat. Dan ketika seseorang diciptakan
sebagai lelaki tapi dengan alasan lebih mempunyai sifat perempuan
dengan serta merta melakukan operasi merubah kelaminnya menjadi
perempuan, padahal bisa jadi dia belum mencari penyebab kenapa dia
mempunyai sifat itu, apakah dari lingkungan, dari pergaulan atau
karena sebuah kekecewaan dalam sebuah hubungan. Seseorang boleh
melakukan operasi kelamin ketika ada kelainan, misalnya berkelamin
ganda ketika lahir atau ketika dalam masa pertumbuhan. Sebelum
melakukan operasi tentunya sudah dicek oleh ahli kecenderungan
sifatnya sehingga bisa ditentukan jenis kelaminnya. Saat
kita dilahirkan kita adalah suci, kita kita tidak tahu nanti
menjadi apa, faktor orang tua, faktor lingkunganlah yang menurut saya
akhirnya membuat kita memilih agama kita apa, apa yang kita sukai
bahkan mungkin orientasi seksualitas. Jadi saya kurang setuju kalau
kondisi LGBT itu sudah terjadi sejak lahir atau fitrah dari sana.
Agama itu bukan dipahami hanya dengan akal pikiran tapi juga
keimanan, ketika kita memahami agama dengan akal pikiran tentu akan
terasa berat. Ada banyak hal dalam agama yang diluar jangkauan akal
pikiran maka kita bisa memahaminya dengan keimanan yang sudah
tertanam dalam hati kita. Untuk masalah agama cukuplah kita
mendengarkan kemudian melaksanakan.
Ada
suatu riwayat dalam agama Islam, ketika itu ada seorang sahabat ingin
melakukan wudhu tapi tanpa harus melepas sepatu yang dipakainya,
kemudian Rosulullah menyuruh sahabat mengusap sepatu bagian atasnya
dengan air, secara logika atau akal pikiran bagian yang kotor dari
sepatu adalah bagian bawah kenapa yang dibasuh malah bagian atasnya ?
Itulah
agama, tidak harus sesuai logika dan kita cukup melaksanakan tanpa
perlu banyak bicara.
Jadi
untuk masalah LGBT saya lebih cenderung berpendapat sesuai dengan
keyakinan agama saya walaupun akal pikiran saya bisa berpendapat ya
itu sih boleh-boleh saja.
Adapun
untuk LGBT saya juga tidak setuju jika mereka diperlakukan tidak
manusiawi seperti yang katanya disiksa, ditelanjangi dan perlakuan
lain yang tidak sepantasnya. Dan saya berharap mereka mulai berfikiran
kalau LGBT itu adalah sesuatu yang menyimpang sesuatu yang menyalahi
kodrat suatu penyakit yang harus disembuhkan dan bisa disembuhkan.